Surat kepada Tuhan

Apakah Tuhan mendengarkan doa hamba-hambanya yang putus asa?

Atau hanya teruntuk mereka yang sumringah memuja-muja?

Lelaki yang berpijak di tepian bumi yang relatif, penuh dengan kemungkinan-kemungkinan. Sepersekian detik kemudian dia bisa saja menghela nafas terakhir, atau tetap hidup menjadi pecundang.

Apakah Tuhan mendengarkan doa hamba-hambanya yang kesepian?

Doa pendosa yang letih bermuram durja, berkelana melewati badai suramnya dunia. Waktu tidak memudarkan lukanya, Tuhan.

Waktu merepih sukmanya.

Luka membuangnya jauh ke dasar bumi, tempatMu membuang iblis-iblis yang meraung kesakitan.

Lelaki yang berharap doanya Kau jawab. Dan Kau membisikkan ‘semua akan baik baik saja’.

 

 

Leave a comment