Hujan di kota Aberdeen

Hujan di kota Aberdeen….

aku tak tahu mengapa aku bisa tiba di sini…seingatku beberapa menit yang lalu aku masih terbaring lemah di atas tempat tidurku. Ini mungkin mimpi, tapi terasa aneh karena aku merasa terlalu sadar untuk menyadari ini adalah sebuah mimpi. Kulitku bisa merasakan dinginnya kota ini, paling tidak di pinggiran jalanan yang kumuh dan gelap, jika pantas disebut bagian dari kota. Hujan kali itu begitu deras di kota kecil ini, tidak ada orang orang lagi yang terlihat melintas. Aku merasa sesak, kedinginan dan tersesat. Demi Tuhan,..di mana ini??

‘Welcome to Aberdeen – come as you are’

sebuah plang nama terjatuh di sampingku seakan akan Tuhan memberiku jawaban langsung dari atas langit. Aberdeen,…sepertinya aku familiar dengan nama itu. Yang jelas aku sekarang berada di sebuah kota di Amerika, atau mungkin Eropa, entah bagaimana aku bisa ke sini aku tak peduli lagi. Ini mungkin hanya satu dari sekian imajinasi liarku yang sedang lepas kendali. Aku berjalan dengan langkah yang begitu berat. Seakan akan sepatuku terbuat dari besi dan genangan air kotor di bawahku ini adalah medan magnet yang sangat kuat.

Dari kejauhan aku melihat seorang pria terduduk di atas tanah yang kotor dan penuh genangan air.  Pria itu umurnya akhir 20-an, rambut coklat kusut menutupi sebagian besar wajahnya. Dia tertunduk lesu, punggungnya bungkuk seperti udang, dan tangannya yang kurus memeluk erat kedua kakinya yang dibalut jeans kumal.

‘i hate you

I Hate you for that…

Why do you hate me so much????

What do you want??’

Say yes to me!!!!

I’m bruised to much!

Say yes to me!

What are we doing?

Say yes to me!!

Pria itu terus meracau dengan suaranya yang serak dan setengah berteriak. Dia menjerit setengah menangis dan mengulang ulang kata kata tersebut dengan lantang seakan akan seisi dunia memusuhinya dan yang dapat dia lakukan hanya berteriak.  Tiba tiba pria itu mengangkat dagunya. Aku bisa melihat dengan jelas wajahnya. Wajah pria yang kukenal, bahkan pria yang sangat kukagumi. Aku terhenyak, seakan akan jantungku berhenti saat itu juga.

‘i want it…i want it…i want it alone!’

‘ I WANT IT..I WANT IT…..I WANT IT ALONE!!!’

Pria itu berteriak lagi, semakin keras seolah dia ingin seluruh kota mendengarkannya.

‘Hey,…what’s happen with you, dude’  Aku bertanya

‘ I WANT IT..I WANT IT…..I WANT IT ALONE!!!’. Dia kembali meracau.

‘are you okay?’. tanyaku mencoba menenangkan.

‘ I WANT IT..I WANT IT…..I WANT IT ALONE!!!’ dia berteriak semakin keras.

‘i want it…alone!’ suaranya semakin lirih,

Tidak lama kemudian dia tiba tiba terdiam, mematung.

Aku terdiam, jantungku masih berdetak sangat cepat seperti ada sebuah mesin jet yang tertanam di dalamnya.

Dia adalah pria yang pernah mengubah dunia, dan aku berhasil bertemu dengannya malam ini. Sebuah pertemuan yang entah ini sebuah kenyataan atau hanya ilusi, tapi aku sama sekali tak peduli. Yang penting adalah aku bertemu dengan pria hebat ini, pria yang pernah mengubah dunia.

Dia adalah seorang penyair yang mati muda…syairnya sarkas dan kasar, dia menyanyikannya dengan kasar juga. Dia sering menceritakan kehidupan masa kecilnya yang jauh dari bahagia. Dia sering menceritakan bagaimana bencinya orang orang terhadap dirinya, dan jelas sekali dia benci dengan dirinya sendiri. Dia adalah seorang pisces yang menganggap dirinya lemah padahal tersembunyi kekuatan besar yang mampu mengubah dunia  di sana. Dunia mengenalnya sebagai seorang pemabuk yang suka menghancurkan apa saja, tetapi aku melihat dia sebagai seorang pria pesimis yang butuh sedikit dorongan untuk menghadapi dirinya sendiri.

Aku mengenalnya dari syair yang dia ciptakan dan nyanyikan. Aku ingat ketika itu dia berhasil menyelamatkan dunia dari para banci bermake up tebal yang menyanyikan syair cinta. Dia membunuh mereka semua seorang diri. Dia membuat standarnya sendiri dalam permainan nadanya yang kasar, mentah dan penuh amarah yang menyembunyikan kegelisahannya. Bahkan setelah dia mati pun, seluruh dunia mengikuti aturan yang telah dia buat. Musiknya seakan menjadi wabah yang menyerang seluruh dunia hingga saat ini.

Iya…dia telah wafat bertahun tahun yang lalu. Lantas siapa pria yang kutemui terduduk lesu ini?

‘get the fuck outta here’. Dia mengumpatku dengan kasar dan sorot mata tajamnya itu seakan akan ingin membunuhku.

jam 12 siang

aku terbangun lemas dari tempat tidurku. Ternyata hanya mimpi,..pantas saja.  

Kepalaku terasa berat. masih terasa dinginnya angin yang menusuk tulang dari mimpi ajaib semalam. Bajuku bahkan masih terasa basah, seakan akan terkena guyuran hujan di kota Aberdeen itu. Well, nice to meet you Mr. Kurt Cobain,…. terima kasih telah mengubah hidupku, dan dunia. Terima kasih atas pertemuan singkat di bawah siraman hujan di kota Aberdeen.

Suara knalpot kendaraan yang lalu lalang di luar sana kembali menyadarkanku.

Jam 12 siang??? gawat! aku terlambat lagi. 

—-

Outro:

sesampainya di kantor aku membuka email kiriman dari milis pecinta musik. Judul emailnya adalah ‘pesan rahasia di balik lagu’. Aku kemudian mendownload sebuah file yang disisipkan di sana, yang berisi lagu ‘Smells like teen spirit’ yang diputar secara terbalik (backwards). Aku segera memutarnya melalui music playerku dan aku terkejut dengan lirik lagu yang terdengar samar samar di sana:

I Hate You.. i hate you

I Hate you for that

Why do you hate me so much?

What do you want?

Say yes to me!

I’m bruised to much!

Say yes to me!

What are we doing?

Say yes to me!

I want to

I want it … i want it…i want it

Alone 

| tulisan ini mengenang 20 tahun lagu ‘Smells like teen spirit’ yang telah ‘mengubah dunia’ 🙂